1.
Pengertian
IUD
(Intra Uterine Device) merupakan alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam
rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim dan
menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi (ILUNI FKUI, 2010) dikutip
oleh Pinem (2009).
IUD adalah suatu alat atau benda
yang dimasukan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka
panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif (Handayani, 2010).
2.
Mekanisme
kerja
Menurut
(Manuaba, 2010) Sebenarnya mekanisme kerja IUD belum diketahui dengan pasti,
tetapi cara kerjanya bersifat lokal. Sebagai bukti dapat dijumpai kehamilan
dengan IUD in situ, IUD dalam keadaan kolaps membuat suasana pada fundus uteri
menjadi normal dan siap menerima hasil konsepsi
Cara kerja (Pinem, 2009) :
a. Menghambat
kemampuan sperma untuk masuk ke dalam tuba falopii, mencegah pertemuan sperma
dan ovum
b. Mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi
c. Mempengaruhi
fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
d. Memungkinkan
untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
3.
Jenis-jenis
a. Inert,
dibuat dari plastik (Lippes Loop) atau baja antikarat (The Chinese ring)
b. Yang
mengandung tembaga, termasuk di sini CuT 380A, CuT 200C, Multiload (MLCu 250
dan 375) dan Nova T
c. Yang
mengandung hormon steroid seperti progestasert yang mengandung progesterone dan
Levanova yang mengandung levonorgestrel (Pinem, 2009).
4.
Efektivitas
IUD sangat
efektif, Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun, Nova T dan Copper T 200
(CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun, Cu T 380A dapat untuk 8 tahun . Kegagalan
rata-rata 0,8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian
(BKKBN, 2002)
5.
Keuntungan
dan Kerugian
Menurut (Saifuddin, 2006) Adapun keuntungan serta
kerugian dari IUD ini yaitu sebagai berikut :
a. Keuntungan
1) Sebagai
kontrasepsi, efektivitasnya tinggi, sangat efektif (0,6-0,8 kehamilan/100
perempuan dalam 1 tahun pertama, atau 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
2) Efektif
segera setelah pemasangan
3) Metode
jangka panjang (dapat sampai 10 tahun)
4) Sangat
efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
5) Tidak
mempengaruhi hubungan seksual
6) Meningkatkan
kenyamanan hubungan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
7) Dengan
IUD CuT-380A, tidak ada efek samping hormonal
8) Tidak
mempengaruhi produksi dan kualitas ASI
9) Dapat
dipasang segera setelah melahirkan atau setelah abortus bila tidak ada infeksi
10) Dapat
digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
11) Tidak
ada interaksi dengan obat-obat
12) Kembalinya
kesuburan cukup tinggi
b. Kerugian
1) Efek
samping yang umum terjadi :
a) Perubahan
siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
b) Haid
lebih lama dan banyak
c) Perdarahan
(spoting) antar menstruasi
d) Saat
haid lebih sakit
2) Komplikasi
lain :
a) Merasakan
sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
b) Perdarahan
berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia
c) Perporasi
dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)
3) Tidak
mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
4) Tidak
baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti
pasangan
5) Penyakit
Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD. PRP dapat
memicu infertilitas
6) Prosedur
medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan
7) Sedikit
nyeri dan perdarahan (Spotting)
terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang 1-2 hari
8) Klien
tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri
9) Mungkin
IUD akan keluar dari uterus tanpa diketahui
10) Tidak
mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD untuk mencegah
kehamilan normal
11) Perempuan
harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu
6.
Indikasi
dan Kontraindikasi
IUD
(Intra Uterine Device) ini menurut (Pinem, 2009) ada indikasi serta
kontraindikasinya.
a.
Indikasi
Yang
boleh menggunakan IUD ialah sebagai berikut:
1) Usia
reproduktif
2) Keadaan
Nulipara
3) Ingin
kontrasepsi jangka panjang
4) Setelah
melahirkan dan menyusui ataupun tidak menyusui bayinya
5) Setelah
mengalami abortus dan tidak terjadi infeksi
6) Resiko
rendah dari IMS
7) Tidak
menghendaki metode hormonal
8) Tidak
menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
9) Tidak
menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari pasca persalinan
Pada umumnya perempuan dapat menggunakan IUD Cu dengan aman dan
efektif. IUD juga dapat digunakan pada perempuan dengan segala kemungkinan
keadaan seperti berikut ini : perokok, sedang memakai antibiotik atau anti
kejang, gemuk atau kurus, penderita tumor jinak payudara, penderita kanker
payudara, pusing, sakit kepala, tekanan darah tinggi, varises di vulva atau di
tungkai penderita penyakit jantung, pernah menderita stroke, penderita
diabetes, penderita penyakit hati atau empedu, dan lain-lain.
b.
Kontraindikasi
Adapun
yang tidak boleh menggunakan IUD ialah sebagai berikut :
1) Kemungkinan
hamil atau sedang hamil
2) Perdarahan
vagina yang belum jelas penyebabnya
3) Sedang
mengalami infeksi alat genital seperti vaginitis, servisitis
4) Dalam
3 bulan terakhir sedang mengalami PRP atau abortus septik
5) Kelainan
bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi
kavum uteri
6) Penyakit
trofoblas ganas
7) Diketahui
menderita TBC pelvik
8) Kanker
alat genital
9) Ukuran
rongga rahim kurang dari 5 cm
7.
Waktu
Pemasangan
Setiap waktu
dalam siklus haid, hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid, segera
setelah melahirkan, dalam 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca
persalinan. Setelah 6 bulan bila menggunakan metoda amenorea laktasi (MAL),
setelah mengalami abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) bila tidak ditemukan
gejala infeksi, selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi. (Pinem,
2009)
8.
Kunjungan
Ulang
Menurut Handayani, 2010 Kunjungan
ulang dilakukan pada :
a. Satu
bulan pasca pemasangan
b. Tiga
bulan kemudian
c. Setiap
6 bulan berikutnya
d. Satu
tahun sekali
e. Bila
terlambat haid 1 minggu
f. Bila
terjadi perdarahan banyak dan tidak teratur
9.
Petunjuk
bagi akseptor IUD
Menurut
Hidayati, 2009 sebagai berikut:
a.
Kontrol kembali 4-6 minggu pasca
pemasangan IUD
b.
Selama bulan pertama pemakaian IUD,
perariksalah benang IUD secara rutin terutama setelah menstruasi
c.
Setelah bulan pertama pemasangan,
pemeriksaan benang hanya perlu dilakukan pasca menstruasi saja.
d.
Jika pasien mengalami kram atau kejang
perut suprapubis, spotting pervaginam
diantara menstruasi atau pasca coitus, nyeri senggama atau pasangan mengeluhkan
ketidaknyamanan selama aktivitas seksual, segera hubungi petugas kesehatan
(bidan/dokter/Sp.OG)
e.
Pada IUD jenis Cpper T 380 A, alat perlu
dilepas dalam 10 tahun pemasangan dan menggantinya dengan yang baru.
10. Efek samping dan penangan
Menurut
Handayani, 2010 sebagai berikut:
1.
Amenore
Periksa
apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas IUD, lakukan konseling dan
selidiki penyebab amenore apabila diketahui. Apabila hamil, jelaskan dan
sarankan untuk melepas IUD bila talinya terlihat, atau kehamilan lebih dari 13
minggu, IUD jangan dilepas. Apabila klien hamil dan ingin mempertahankan
kehamilannya tanpa melepas IUD jelaskan ada resiko kemungkinan terjadinya
kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan harus lebih
diamati dan diperhatikan.
2.
Kejang
Pastikan
dan tegaskanlah adanya penyakit radang panggul dan penyebab lain dari
kekejangan. Tanggulangi penyebabnya apabila ditemukan penyebabnya beri
analgesic untuk sedikit merngankan. Apabila klien mengalami kejang berat,
lepaskan IUD dan bantu klien menentukan metode kontrasepsi lain.
3.
Perdarahan pervaginam yang hebat dan
tidak teratur
Pastian
dan tegaskan adanya infeksi pelvic dan kehamilan ektopik. Apabila tidak ada
kelainan patologis, perdarahan berkelanjutan serta perdarahan hebat, lakukan
konseling dan pemantauan. Beri ibuprofen (800 mg, 3x sehari selama 1 minggu)
untuk mengurangi perdarahan, dan berikan tablet besi (1 tablet setiap hari
selama 1 sampai 3 bulan)
4.
Benang yang hilang
Pastikan
adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah IUD terlepas. Apabila tidak hamil
dan IUD tidak terlepas, berikan kondom, periksa talinya di dalam saluran
endoserviks dan kavum uteri (apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga
terlatih) setelah masa haid berikutnya. Aabila tidak ditemukan rujuk ke dokter,
lakukan x-ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan IUD yang
hilang tidak ditemukan, pasanglah IUD yang baru atau bantulah klien menentukan
metode lain.
5.
Adanya pengeluaran cairan dari vagina
atau dicurigai adanya penyakit radang panggul
Pastikan
pemeriksaan untuk infeksi menular seksual. Lepaskan IUD apabila ditemukan
menderita atau sangat dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidia,
lakukan pengobatanyang memadai. Bila penyakit radang panggul, obati dan lepas
IUD sesudah 48 jam. Apabila IUD dikeluarkan beri metode lain sampai masalahnya
teratasi.
terimakasih banyak, sangat membantu sekali...
BalasHapushttp://landongobatherbal.com/obat-herbal-radang-panggul/