Senin, 07 Oktober 2013

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)


1.      PENGERTIAN
PMS adalah singkatan dari Penyakit Menular Seksual, yang berarti suatu infeksi atau penyakit yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal atau lewat vagina).
PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin, atau infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya.
2.      ANGKA-ANGKA KEJADIAN PMS
v   Angka kesakitan sifillis pada tahun 1996 adalah 4,71 per 100.000 penduduk.
v   Gonokokus pada tahun 1996 tahun 1996, angka kesakitannya 11,1 per 100.000 penduduk
v   AIDS :
Laki-laki : 64,6 %
Perempuan : 31,9 %
v   Lain-lain : 3,5 %
  Usia 20-29 thn : 45,74 %
  Usia 30-39 thn : 27,71 %
  Usia 40-49 thn : 9,35 %
  Usia < 1 thn : 0,33 %
  Usia 1-4 thn : 0,33 %
(www.pikiranrakyat.com)
3.      CIRI-CIRI PMS
a)        Penularan penyakit tidak selalu harus melalui hubungan kelamin.
b)        Penyakit dapat terjadi pada orang-orang yang belum pernah melakukan hubungan kelamin
c)        Sebagian penderita adalah akibat korban keadaan diluar kemampuan mereka, dalam arti mereka sudah berusaha sepenuhnya untuk tidak mendapat penyakit, tetapi kenyataan masih juga terjangkit.
(Adhi Jduanda, 2007 : 361)
4.      EPIDEMIOLOGI PMS
a.       Banyak kasus yang tidak dilaporkan, karena belum ada UU yang mengharuskan melaporkan setiap kasus baru PMS yang ditemukan.
b.      Bila ada laporan, sistem pelaporan yang berlaku belum seragam.
c.       Fasilitas diagnostik yang ada sekarang ini kurang sempurna sehingga seringkali terjadi salah diagnostic dan penanganannya.
d.      Banyak kasus yang asimtomatik (tanpa gejala yang khas) terutama penderita wanita.
e.       Pengontrolan terhadap PMS  ini belum berjalan baik.
(Adhi Jduanda, 2007 : 361)
5.      RANTAI PENULARAN PMS
Virus, bakteri, protozoa, parasit dan jamur Manusia, bahan lain yang tercemar kuman Penis, vagina, lubang pantat, kulit yang terluka, darah, selaput lendir. Yang paling umum adalah hubungan seks (penis-vagina, penis-lubang pantat, mulut-lubang pantat, mulut-vagina, mulut-penis). Hubungan seks, pemakaian jarum suntik secara bersama-sama dari orang yang terkena PMS ke orang lainnya (obat suntik terlarang, transfusi darah yang tidak steril, jarum tato dan lainnya). Orang yang berperilaku seks tidak aman. Makin banyak pasangan seks, makin tinggi kemungkinan terkena PMS dari orang yang sudah tertular.
6.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENINGKATNYA PMS
a.              Perubahan demografik secara luar biasa
b.             Peledakan jumlah penduduk
c.              Pergerakan masyarakat yang bertambah, dengan berbagai alasan, misalnya: pekerjaan, liburan, pariwisata, rapat, kongres atau seminar
d.             Kemajuan sosial ekonomi
e.              Perubahan sikap dan tindakan akibat perubahan-perubahan demografi diatas, terutama dalam bidang agraris dan moral.
f.              Kelalaian beberapa negara dalam pemberian kesehatan dan pendidikan seks khususnya
g.             Perasaan aman pada penderita karena pemakaian obat antibiotik dan kontrasepsi
h.             Akibat pemakaian obat antibiotik tanpa petunjukyang sebenarnya
i.               Fasilitas kesehatan yang kurang memadai, terutama fasilitas laboratorium dan klinik pengobatan
(Adhi Jduanda, 2007 : 361)
7.      PENCEGAHAN
a.         Patahkan salah satu rantai penularan
b.        Pakailah kondom saat berhubungan seksual dengan orang yang beresiko atau telah terkena PMS.
 
8.      MACAM PENYEBAB PMS
PMS dapat disebabkan oleh beberapa organisme penyebab, diantaranya yaitu :
I.          Infeksi bakteri
a.         Neisseria gonorroeae (gonore)
b.         Chlamidia trachomatis (limfogranuloma venerum)
c.         Treponema pallidum (sifillis, kondilo malatum)
d.        Ureaplasma urealyticum (infeksi mikoplasma)
e.         Haemophillus ducrei (chancroid)
f.          Calymmatobacterium granulomatis (granuloma inguinale)
g.         Spesies shigella
h.         Gardanela vaginalis (vaginitis)
  II.     Infeksi virus
a.    Virusherper simpleks (HSV)
b.    Hepatitis A, B, C
c.    Sitomegalovirus (infeksi CMV)
d.   Human papilomavirus (kulit genital, kondiloma akuminata)
e.    Moloskum kontangiosum
f.     Human immunodeficiency virus (HIV)
 III.            Infeksi protozoa
a.    Trichomonas vaginalis
b.    Entamoba histolyca
c.    Giardia lambia
 IV.            Parasit
a.    Phthirus pubis (kutu kepiting)
b.    Sarcoples scabies (tungau scabies)
(M William Schwartz, 2004 : 700)
9.      MACAM-MACAM PMS
a.     Ghonorhoe/GO (Kencing Nanah)
Ghonorhoe, adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh kuman kecil berbentuk diplokokus, yaitu seperti biji kopi yang terbelah, dan disebut gonokokus, atau juga oleh sejenis virus yang disebut klamidia trakomatis. Terutama yang diakibatkan oleh mikro-organisme yang dikenal dengan nama nesisseria gonorhoe. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual, namun demikian penularan penyakit ini dapat juga diakibatkan karena “sentuhan tangan, pakaian, atau barang-barang yang telah digunakan penderita/orang yang mengindap penyakit Ghonorhoe. Ciri-ciri orang yang terkena Ghonorhoe adalah: bila pria, ia akan merasa ‘panas’ ketika buang air kecil (kencing), dan bila diamati, ternyata setelah mengeluarkan air seni, dari ujung alat kelaminnya akan terlihat adanya nanah yang ikut terbawa keluar. Pada wanita Ghonorhoe umumnya tidak menimbulkan rasa panas atau sakit, terkecuali jika ia terjangkit penyakit keputihan dengan gejala keluarnya semacam lendir atau cairan kuning kehijau-hijauan (semacam nanah), dalam jumlah yang cukup banyak. Selain menimbulkan rasa panas dan bernanah, gonore juga menyebabkan merah dan bengkak pada ujung alat kelamin kaum pria, juga diseliling vagina (liang senggama) kaum wanita.
b.    Sifilis
Sifilis adalah suatu penyakit kelamin yang disebabkan oleh kuman treponema palidum, bentuknya sangat kecil dan berpilin-pilin. Kuman atau bakteri tersebut umumnya hidup di mukosa (saluran) genetalia, rektum, dan mulut yang hangat dan basah. Sifilis tidak ditularkan tanpa hubungan seksual, apalagi melalui benda mati seperti misalnya bangku, tempat duduk toilet, handuk, gelas, atau benda-benda lain yang bekas digunakan/dipakai oleh pengindap. Namun demikian, selain penularanan sifilis melalui hubungan seksual, sifilis masih dapat menular melalui alat suntik atau transfusi darah yang mengandung kuman tersebut.
c.      Herpes
Herpes sebenarnya hanyalah suatu penyakit bersifat gangguan temporer (sementara) dan umumnya dapat dicegah oleh setiap orang. Sebagai salah satu penyakit kelamin penularan herpes melalui oral dan kelamin. virus herpes terdiri dari 2 jenis yakni herpes simpleks tipe 1 dan herpes simplek tipe 2. Herpes simplek tipe 1, umumnya menginfeksi didalam dan disekitar mulut, sedangkan herpes simplek tipe 2, biasanya pada genital (alat kelamin), hingga disebut pula herpes genitalis.Gejala penyakit herpes mirip dengan flu yakni dengan gejala pertama suhu badan akan meningkat, sakit pada kerongkongan, pening, kelelahan dan sebagainya yang umum pula terjadi pada orang demam. Gejala-gejala yang mengikuti herpes pada tahap pertama itulah, yang biasanya sering mendatangkan derita yang berat, karena sistim imun pada diri penderita atau orang yang terinfeksinya, umumnya memang tidak siap untuk memerangi infeksi yang timbul. Pada tahap kedua akan muncul lepuhan-lepuhan kecil yang berderet-deret pada permukaan kulit, yang disertai rasa panas dan gatal, yang terkadang sangat menyiksa, tidak tertahankan untuk tidak menggaruknya. Herpes akan lebih cepat muncul apabila kulit sedang iritasi (luka-luka atau lecet), seperti halnya hubungan seks dapat pula menyebabkan timbulnya herpes kelamin, bila terdapat luka/lecet pada organ genetalia (alat kelamin pria atau wanita).
d.     Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit menular seks yang disebabkan oleh serangan protozoa parasit Trichomonas vaginalis. Trichomoniasis merupakan infeksi yang biasanya menyerang saluran genitourinari; uretra adalah tempat infeksi yang paling umum pada laki-laki, dan vagina adalah tempat infeksi yang paling umum pada wanita. Penggunaan kondom dapat menolong mencegah penyebaran trikomoniasis. Yang diserang terutama dinding vagina, dapat bersifat akut maupun kronik. Pada kasus akut terlihat sekret vagina seropurulen berwarna kekuning-kuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak (malodorous), dan berbusa. Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab. Kadang-kadang terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks, yang tampak sebagai granulasi berwarna merah dan dikenal sebagai "strawberry appearance" dan disertai gejala dispareunia, perdarahan pascacoitus, dan perdarahan intermenstrual. Bila sekret banyak yang keluar dapat timbul iritasi pada lipat paha atau di sekitar genitalia eksterna. Selain vaginitis dapat pula terjadi uretritis, Bartholinitis, skenitis, dan sistisis yang pada umumnya tanpa keluhan. Pada kasus yang kronik gejala lebih ringan dan sekret vagina biasanya tidak berbusa. Pada laki-laki yang diserang terutama uretra, kelenjar prostat, kadang-kadang preputium, vesikula seminalis, dan epididimis. Pada umumnya gambaran klinis lebih ringan dibandingkan dengan wanita. Bentuk akut gejalanya mirip uretritis nongonore, misalnya disuria, poliuria, dan sekret uretra mukoid atau mukopurulen. Urin biasanya jernih, tetapi kadang-kadang ada benang-benang halus. Pada bentuk kronik gejalanya tidak khas yaitu gatal pada uretra, disuria, dan urin keruh pada pagi hari.
e.      Kutu Pubis
Pthirus atau Phthirus pubis (disebut juga Pubic lice atau kutu Pubic) adalah serangga parasit penghisap darah yang hidup di kulit sekitar kelamin manusia. Manusia adalah satu-satunya tuan rumah parasit ini. Manusia dapat juga penuh dengan kutu tubuh (Pediculus humanus corporis) dan kutu kepala (Pediculus humanus capitis). Kutu kelamin biasanya menular melalui hubungan seksual. Penularan dari orang tua kepada anak lebih mungkin terjadi melalui rute pemakaian handuk, pakaian, tempat tidur atau closets yang sama secara bergantian. Orang dewasa lebih sering terkena daripada anak-anak.
f.      Chlamydia
Chlamydia tergolong salah satu penyakit menular seksual (sexual transmitted diseases), seperti kencing nanah, sifilis, dan tentu HIV/AIDS. Bedanya dengan HIV, chlamydia masih bisa disembuhkan. Manusia adalah inang alami untuk C trachomatis. Infeksi Chlamydia trachomatis pada banyak negara merupakan penyebab utama infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Laporan WHO tahun 1995 menunjukkan bahwa infeksi oleh C. trachomatis diperkirakan 89 juta orang. Di Indonesia sendiri sampai saat ini belum ada angka yang pasti mengenai infeksi C. Trachomatis. Infeksi C. trachomatis sampai saat ini masih merupakan problematik karena keluhan ringan, kesukaran fasilitas diagnostik, mudah menjadi kronis dan residif, dan mungkin menyebabkan komplikasi yang serius seperti infertilitas dan kehamilan ektopik. Selain menular pada kelamin, chlamydia tak jarang pula bisa ditularkan lewat liang dubur jika melakukan sodomi. Dapat pula melalui rongga mulut jika melakukan oral seks dengan pasangan seks yang positif chlamydia.
g.     HIV/AIDS
AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan dari gejala dan infeksi atau biasa disebut sindrom yang diakibatkan oleh kerusakan sistem kekebalan tubuh manusia karena virus HIV, sementara HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang dapat melemahkan kekebalan tubuh pada manusia. Jika seseorang terkena virus semacam ini akan mudah terserang infeksi oportunistik atau mudah terkena tumor. Untuk sampai saat ini, penyakit HIV AIDS belum bisa disembuhkan dan ditemukan obatnya, kalau pun ada itu hanya menghentikan atau memperlambat perkembangan virusnya saja. Virus HIV dan virus-virus sejenisnya seperti  SIV (Simian immunodeficiency virus), FIV (Feline immunodeficiency virus) dan lain-lain biasanya tertular melalui kontak langsung antara aliran darah dengan cairan tubuh yang didalamnya terkandung HIV, yakni darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan virus ini sering terjadi pada saat seseorang berhubungan intim, jarum suntik yang terkontaminasi, transfusi darah, ibu yang sedang menyusui, dan berbagai macam bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
h.    Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati. Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia. Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.

 
10.  STRATEGI PEMECAHAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Pencegahan terhadap PMS mencangkup 3 tingkatan pencegahan yaitu:
       I.            Pencegahan primer, ditujukan untuk mencegah penyakit mencangkup hal-hal sebagai berikut:
a.       Memberikan pendidikan kepada individu-individu yang tidak terinfeksi sehingga dapat menghindar dari individu yang terinfeksi
b.      Identifikasi dan mengobati individu yang terinfeksi tanpa gejala.
c.       Wawancara pasien yang terinfeksi untuk identifikasi kontak.
d.      Melakukan pemeriksaan dan pengobatan pencegahanpada individu yang kontak.
e.       Anjurkan untuk berpatisipasi pada program pengawasan.
    II.            Pencegahan sekunder yaitu: untuk mencegah terjadinya komplikasi PMS seperti : PID pad waktu dengan GO.
 III.            Pencegahan tertier, berfokus untuk menurunkan efek dari komplikasi seperti : steril atau mandul.
Ø  Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan terhadap individu yang tidak terinfeksi sangat efektif dilakukan melalui sekolah-sekolah dan kelompok masyarakat remaja dan dewasa muda
Di klinik, untuk pasien yang pertama kali mengalami PMS akan merasa takut, berdosa dan tidak aman, sehingga perlu pendekatan psikologis sosial. Pendidikan kesehatan yang diberikan di klinik mencangkup : cara kerja obat, durasi, efektif, efek samping, keuntungan dan kunjungan ulang, kegagalan pengobatan akan menyebabkan remfeksi juga diberi informasi tentang : cara transmisi penyakit, proses reinfeksi, hentikan hubungan seksual jika mungkin, jika tidak bisa mengamankan kondom.
Untuk perawatan diri perlu diinformasikan tentang hal-hal sebagai berikut:
1)        cuci tangan dan mandi dalam frekuensi sering.
2)        Jangan lakukan (kotraindikasi) douching kecuali untuk pemberian obat-obatan.
3)        Pergunakan pakaian dalam dari katun.
4)        Jangan mempergunakan lotion, cream, minyak pada luka kecuali diprogramkan.

DAFTAR PUSTAKA
Cunningham,F.Gary.2001.Obstetri William.Jakarta:EGC
Glasier,Anna.2005.Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi.Jakarta:EGC
Hacker,Neville F.2001.Esensial Obstetri dan Ginekologi.Jakarta:EGC
Jduanda,Adhi.2007.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Jakarta:EGC
Manuaba,Ida Ayu Chandranita.1999.Ilmu Kebidanan dan Penyait Kandungan.Jakarta:EGC
Stanhope,Marcia.1997.Keperawatan Komunitas dan Kesehatan Rumah.Jakarta:EGC
http://tyovillage.blogspot.com/2011/04/mengidentifikasi-masalah-kebidanan-di.html
 

1 komentar:

  1. terimakasih buat artikelnya... sangat bermanfaat sob...

    http://cv-pengobatan.com/pengobatan-alami-radang-panggul/

    BalasHapus