Selasa, 23 Oktober 2012

Obat Antiemetik



Definisi antiemetik
Obat Antiemetika adalah obat untuk mencegah atau menghentikan  mual dan muntah akibat stimulasi pusat muntah yang disebabkan oleh rangsangan lambung usus, melalui CTZ (Cheme Receptor Trigger Zone) dan melalui kulit otak.
Penggunaan :
Antiemetika diberikan kepada pasien dengan keluhan sebagai berikut :
1.      Mabuk jalan/Mabuk Darat (Motion Sickness)
Penyebab utama mabuk darat adalah pertentangan antara informasi yang disalurkan oleh organ keseimbangan otak disatu pihak dan informasi dari indera-indera lain di lain pihak. Khususnya menyangkut pertentangan antara mata dan indera perasa, yang sebetulnya harus bekerja sama dengan organ keseimbangan (labirin).


2.      Mabuk kehamilan
Jenis muntah ini biasanya terjadi antara minggu ke-6 dan ke-14 dari masa kehamilan akibat kenaikan pesat dari HCG (Human Chorion Gonadotropin).Gejala-gejala pada umumnya tidak hebat dan hilang dengan sendirinya, maka sedapat mungkin jangan diobati agar tidak mengganggu perkembangan organ-organ janin.
3.      Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu seperti pada pengobatan dengan radiasi atau obat-obat sitostatik.

 Penggolongan
Berdasarkan mekanisme kerjanya dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut :
1.      Antikolinergik
Kelompok ini obat yang digunakan yaitu skopolamin dan antihistamin (siklizin, meklizin, sinarizin, prometazin, dan dimenhidrinat). Obat- obatan ini efektif terhadap segala jenis muntah, dan  banyak digunakan pada mabuk darat dan mual kehamilan (antihistaminika) efeknya berdasarkan sifat antikolinergisnya dan mungkinjuga blokade reseptor H1 di CTZ.
2.      Antagonis Dopamin
Antagonis Dopamine , yang bekerja di otak yang biasanya digunakan untuk pengobatan muntah pada neoplasma otak, mengurangi efek muntah dari kemoterapi, opioids, keracunan obat dan anastesi umum. Zat-zat ini hanya efektif pada mual yang diakibatkan oleh efek samping.Mekanisme kerjanya melalui perintangan neurotransmisi dari CTZ ke pusat muntah dengan jalan blokade reseptor dopamine.
Contoh obat golongan ini adalah :
  • Propulsive (prokinetika) :metoklopramida dan domperidon banyak sekali digunakan. Pada dosis tinggi, metoklopramida menimbulkan efek-efek antikolinergis lebih kuat daripada neuroleptika.Alizaprida  (litican) menghambat refleks muntah secara sentral dan bersifa  anksiolitis.
  • Derivate butirofenon : Droperidol, Haloperidol, Chlorpromazine, Promethazine, Prochlorperazine terutama digunakan pada muntah-muntah akibat gangguan neurologis dan setelah pembedahan.. Obat ini biasanya jarang digunakan karena efek ekstrapiramidal yang luas dan efek sedatif.
  • Derivate fenotiazin : proklorperazin dan thietilperazin (torecan). bekerja di saluran cerna sebagai prokinetik dan digunakan untuk pengobatan gangguan saluran cerna tetapi tidak cocok untuk pasien sesudah opersi dan keracunan obat.
3.      Antagonis reseptor 5-hydroxy-tryptamine
Antagonis reseptor 5-hydroxy-tryptamine yang menghambat reseptor serotonin di Susunan Syaraf Pusat (SSP) dan saluran cerna.. Obat ini dapat digunakan untuk pengobatan post-operasi, dan gejala mual dan muntah akibat keracunan. Beberapa contoh obat yang termasuk golongan ini adalah :
  • Dolasetron
  • Granisetron
  • Ondansetron
  • Tropisetron
  • Palonosetron (Aloxi®,  antagonis5HT3  yang terbaru)
Mekanisme kerja kelompok zat agak baru ini belum begitu jelas, tetapi mungkin karena blokade serotonin yang memicu refleks muntah dari usus halus dan rangsangan terhadap CTZ.Terutama efektif selama hari pertama dari terapi dengan sitostika yang bersifat emetogen kuat, juga pada radioterapi.
4.      Kortikosteroida
Contoh obatnya deksametason ternyata efektif untuk muntah-muntah yang diakibatkan oleh sitostatika.Mekanisme kerjanya tidak diketahui.Pengunaannya sering sekali bersamaan suatu antagonis serotonin.
5.      Benzodiazepine
Mempengaruhi system kortikal/limbis dari otak dan tidak mengurangi frekuensi dan hebatnya emesis, melainkan memperbaiki sikap pasein terhadap peristiwa muntah.Terutama lorazepam ternyata efektif sebagai pencegah muntah. Midazolam , biasanya digunakan untuk pengobatan mual dan muntah akibat operasi.
6.      Kanabinoida
Biasanya terapi kedua yang digunakan pada pasien mual dan muntah akibat  keracunan yang tidak peka terhadap obat yang lain. Contohnya antara lain : marihuana, THC. Efektif pada dosis tinggi untuk sitostatika.
7.      Antihistamin (Antagonis reseptor H1 histamine ).
Obat ini efektif untuk berbagai kondisi seperti motion sickness, ataupun mual dan muntah pada ibu hamil. Obat-obat dari golongan ini meliputi :
  • Cyclizine
  • Diphenhydramine
  • Dimenhydrinate
  • Meclizine
  • Promethazine (Pentazine, Phenergan, Promacot)
  • Hydroxyzine
8.      Steroid
Dexamethasone, biasanya diberikan dalam dosis rendah. Mekanisme kerja dari steroid dalam pengobatan muntah masih belum jelas.

Obat generic, indikasi, kontra indikasi, efek samping   
        1. Skopolamin :hyosiamin, scopoldern TTS (transdermal)
Zat ini dianggap sebagai yang paling efektif untuk profilaksis dan penanganan mabuk darat. Efek samping tersering adalah gejala antikolinergis umum: mulut kering, lebih jarang rasa kantuk, gangguan penglihatan , obstipasi dan iritasi kulit. Sampai 3 hari penggunaan juga mual dan muntah, nyeri kepala dan gangguan keseimbangan.
2.            Antihistaminika
Obat ini terutama digunakan untuk mencegah dan mengobati mual dan muntah akibat mabuk darat serta pada gangguan tujuh keliling (vertigo). Siklizin dan dimenhidrinat diresorpsi baik, kerjanya cepat dan dapat bertahan 4-5 jam.Meklizin baru berkerja setelah 1-2 jam, tetapi efeknya lebih lama, antara 12 dan 24 jam.
Indikasi                      : mual, muntah, vertigo, mabuk perjalanan dan kelainan labirin
Kontra indikasi          : serangan asma akut, gagal jantung dan kehamilan
Efek samping             : mengantuk dan gangguan psikomotor
Efek sampingnya berupa perasaan mengantuk dan efek antikolinergis yang agak sering dilaporkan pada dimenhidrinat, jarang pada siklizin dan meklizin.

3.      Neuroleptika
Sejumlah neuroleptika juga berdaya anti-emetis khususnya derivate fenotiazin =, seperti perfenazin, proklorperazin, dan tietilperazin. Begitu pula derivate butirofenon.Pada proklorperazin dan lebih-lebih pada tietilperazin, efek anti emetisnya yang menonjol, sehingga digunakan khusus sebagai anti emetika pada kemo dan radioterapi.Efek samping yang terpenting adalah gejala ekstrapiramidal, efek antikolinergis, dan sedasi, yang paling ringan pada tietilperazin.
Dosis masing-masing adalah sebagai berikut:
·         Haloperidol (haldol) : 2-3 dd 0,5 mg.
·         Perfenazin (trilafon) : 3 dd 4-8 mg, i.m 5 mg.
Indikasi                       : mual dan muntah berat
Kontra indikasi           : gangguan hati dan ginjal
Efek samping              : mengantuk, gejala ekstra piramidal
·         Proklorperazin (stemetil) : 2-4 dd 5-10 mg, rectal 1-2 dd 25 mg.
Indikasi                       : mual dan muntah akibat gangguan pada labirin
Kontra indikasi           : gangguan hati dan ginjal
Efek samping              : mengantuk, gejala ekstra piramidal
·         Tietilperazin (torecan) : oral dan rectal 2-4 dd 6,5mg, s.c/i.m 6,5 mg sekali.
4.      Metoklopramida :primperan, opram
Derivate aminoklorbenzamida ini berkhasiat  anti emetis kuat berdasarkan pertama-tama blokade reseptor dopamine di CTZ. Disamping itu, zat ini juga memperkuat  pergerakan dan pengosongan lambung. Efektif pada semua jenis muntah, termasuk akibat radio/khemoterapi dan migraine, pada mabuk darat oat ini tidak ampuh.
Efek sampingnya yang terpenting adalah sedasi dan gelisah berhubung rintangan darah otak.Efek samping lainnya berupa gangguan lambung usus serta gangguan ekstrapiramidal, terutama pada anak-anak kecil.
Dosis : 3-4 dd 5-10 mg, anak-anak maksimal 0,5 mg/kg/sehari. Rectal 2-3  dd 20 mg.
5.      Domperidon: motilium
Senyawa benzimdazolinum ini adalah propulsivum yang berkhasiat menstimulasi peristalstik dan pengosongan lambun, selian berdaya anti emetis, digunakan pada relflux-esofagus  dan pada muntah akibat khemoterapi dan pada migraine.
Dosis : 3-4 dd 10-20 mg a.c; anak-anak 3-4 dd0,3 mg/kg, rectal anak-anak sampai 2 tahun2-4 dd 10 mg; i.m/i.v 0,1 -0,2 mg per kg berat badan dengan maksimum 1 mg/kg berat badan sehari.
6.      Ondansetron : zolfran
Senyawa carbazol ini adalah antagonis serotonin selektif (dari reseptor 5HT3). Berkerja anti emetis kuat dengan mengantagoniskan refleks muntah dari usus halus dan stimulasi CTZ, yang keduanya diakibatkan dengan pemberian dosis tunggal deksametason (20 mg/ infuse )sebelum kemoterapi dimulai. Selain pada kemo dan radioterapi juga sering diberikan untuk profilaksis, gejala-gejala demikian setelah pebedahan ginekologi.
Efek sampingnya berupa nyeri kepala, obstipasi, rasa panas di muka dan perut bagian atas,, jarang sekali gangguan ekstra pyramidal dan reaksi hipersensitivas.
Dosis : 1-2 jam sebelum mejalankan kemoterapi 8 mg, lalu tiap 12 jam 8 mg selama 5 hari. i.v 4-8 mg (perlahan).
7.      Sinarizin
Indikasi                      :kelainan vestibuler seperti vertilago, tinnitus, mual dan muntah.
Kontra indikasi          : kehamilan/ menyusui, hipotensi, dan serangan asma
Efek samping             : gejala ekstra pyramidal, mengantuk, sakit kepala
8.      Klorpromazin HCl
Indikasi                      : mual dan muntah
Kontra indikasi          : gangguan hati dan ginjal
             Efek samping              : mengantuk, gejala ekstra piramidal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar